Rabu, 03 Desember 2014

ANTARA CINTA DAN PERSAHABATAN






Kisah yang berawal dari persahabatan
Cinta yang hadir dari kebersamaan
Cinta yang tak bisa menyatu
Karena waktu yang tak berpihak
Cinta yang melahirkan sebuah penyesalan
Penyesalan yang bermetamorfosis menjadi garam
Garam Yang ditaburi diatas luka
Menyiksa kalbu hingga kedasarnya
Menghidupkan pilu dan kesedihan
Penyesalan yang telah merenggut kebahagiannya
Mengubur senyum dan tawanya
Kini dia bagai zombie
Raganya hidup namun hatinya telah mati

_ * * * _

        Semua berawal dari pelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi),, saat itu kami masih kelas 2 SMP. Guru membagi kami dalam satu kelompok belajar dimana aku, Aan dan Ira serta Tenry berada dikelompok 5. Sejak itu aku,  Aan, dan Ira menjaling persahabatan yang begitu erat. Setiap hari kami menghabiskan waktu bermain maupun ngobrol dikelas dan kadang aku dan Aan kejar-kejaran dilapangan karena saling mengejek. 

_ * * * _

        Sebelum jauh melangkah kedepan aku ingin memperkenalkan sahabat-sahabatku dulu tapi sebelum itu aku perkenalkan diri dulu iya, nama lengkapku Nurul Nayla Suhendra dipanggil Nayla, kata orang sich aku itu manis, baik, pesek, dikit bondenkz, ramah, punya mata sipit, dan cerewet bangetz. Nach sekarang kita menuju ke si Aan yang bernama lengkap Muh. Febian Prakoso adalah cowok yang humoris, lucu, pintar, baik, tapi jail banget dan aku sangat menyukai bulu matanya yang panjang dan lentik yang membuatnya terlihat begitu manis walaupun bibirnya agak dower sich. Okey kita lanjut ke si Ira wahyuni Fatir atau yang dikenal sebagai Ira adalah cewek yang tinggi, kurus, baik, cerewet, hobby marah-marah ngak jelas. Dan sahabatku yang satu ini dia itu baik, udah boncel kurus lagi, manis, pintar banget, dan selalu setia mendengar curhatku, hemmm namanya Supriadi safar di panggilnya Adrhy. Dia adalah teman SD aku dan walaupun jarak kami jauh tapi tetap komunikasi diantara kami lancar.

_ * * * _

        Pelajaran jam kedua telah dimulai dan sekarang kami sedang belajar TIK makanya kami duduk berkelompok. Kelompokku paling berisik sering kena teguran dan keributan itu adalah ulah aku dan Aan yang selalu saling mengejek tak ada yang mau mengalah walau sekali-kali ira mencoba menjadi penengah diantara kami. Karena suka saling mengejek maka timbullah nama julukan diantara kami dimana Aan menjadi Monyet, Ira jadi Genderuwo dan untukku????,, menurutku julukan yang paling kejam, yaitu SPKB (sinting,pongoro,kandala,bengo) yang artinya Gila-gila dan bodoh. Benar-benar kejam khan?????.ckckck 

        “hany SPKB” panggilnya sambil menjulurkan lidah
        “Aan Monyet”. Sayapun membalasnya dengan menyulurkan lidahku lalu mengejarnya untuk memukulnya sampai kami capek sendiri.
        “kalian berdua itu sudah kayak tom dan jerry, tidak malu apa diliatin anak-anak lain??”. Ira pun mulai ceramahi kami sesampai dikelas.
        “tuch si monyet yang duluan”
        “kamu tuch yang duluan, dasar SPKB”
        “kalian bisa diam ngak?,kupingku sakit nich dengar kalian berdua bertengkar terus”
        “dasar genderuwo, bawel”, ejek kami bersamaan
“betul-betul kompak” sambil geleng-geleng kepala

_ * * * _

Waktu terasa berlalu begitu cepat dan kini kamipun telah memulai awal baru, bukan sebagai murid SMP lagi tapi predikat kami sekarang ada murid SMA. Aku dan Ira melanjutkan pendidikan disekolah yang sama,  dan Aan memilih lanjut disekolah yang berbeda tapi komunikasi kami masih berjalan lancar.

Suatu sore saat aku., Ira dan teman-teman lagi mengerjakan Tugas diwarnet dan kebetulan saat itu Aan lagi cukur rambut disalon yang jaraknya dekat dengan warnet yang kami tempati maka diapun datang nyamperin. 

“Hai SPKB”. Aku mempoutkan bibirku Dan seperti biasa aku selalu membalas panggilannya itu.
“Hai juga Monyet”.
“kalian itu benar-benar tidak berubah kalau sudah bertemu” celah Ira
“iiiiihhhh ada Genderuwo”. Cibirnya
“hahahaha” tawa kamipun pecah lalu karena aku tak punya fotonya maka akupun menyuruhnya berfoto kebetulan saat itu saya punya HP yang memiliki kamera. Namun permintaanku itu tak segampang itu terkabulkan berhubung dia tidak menyukai yang namanya berfoto, maka keluarlah jurus seribuku dengan merengek padanya.

“Aan pLease satu kali aja”
“ngak mau, kamukan bisa pergi melihatku kalau kangen”
“ayolah An, please-please-please”
“iya An, satu kali saja” tambah Ira
“okey tapi jangan berbalik sini”. Diapun mengambil HPku lalu berfoto dan sesuai permintaannya maka kami tak boleh melihatnya berfoto.
“ya Aan, buka Helmnya donk, mukamu ngak keliatan nich”
“ngak mau, itu saja atau sini saya hapus”
“jangan”

_ * * * _

CINTA MEMANG SESUATU YANG TAK SELAMANYA BERAKHIR BAHAGIA,,
CINTA MEMANG SESUATU YANG TAK PERNAH JAUH DARI MASALAH…

Kini kertas putih itu telah dinodai oleh virus merah jambu, virus yang awalnya memberikan keindahan namun perlahan membuatnya terlihat kusam.

Semalam aku SMSan dengan Ira, dia memberiku berita yang entahlah baik atau buruk. 

“Nay, aku sudah jadian sama Aan. Aku sangat Bahagia”.
“what??????,,kok bisa???”. Aku betul-betul terkejut
“iya, dia nembak aku semalam. Katanya dia sudah lama menyukaiku sejak kelas 3 SMP. Dia menyukaiku karena aku baik dan perhatian”
“selamat iya, moga hubungan kalian takkan pernah merusak persahabatan kita karena aku takkan pernah rela”

Setelah medengar itu akupun langsung SMS Aan, ingin mengkomfir kebenarannya.
“Med malam. Gi ngapaink???”
“malam juga. Gi main gitar. Kamu??”
“dengerin music. Dw aku denger kamu sudah pacaran sama Ira????
“ya. Kenapa???
“ngak kenapa-napa. Cuma mau ngingatin aja, jangan sampai hubungan kalian merusak persahabatan kita, aku takkan pernah rela”.
“ya”

        Hubungan mereka berjalan dengan baik dan bagiku semuanya berjalan tak ada yang berubah, hemmm ya status mereka tak mempengaruhi persahabatan kami, kedekatan kami, komunikasi kami pokoknya tak ada yang berubah. Tapi bagi mereka berdua tentu saja ada yang berubah maybe panggilan mereka yang sudah ada embel-embel kata sayangnya. Hehehhe KEPO
 
        Dan akhirnya kertas itu mulai robek, robek karena virus merah jambu yang kini telah bermetamorfosis menjadi virus merah. Mereka kini telah putus dan itu membuat persahabatan kami diujung kehancuran. Mereka saling membenci yang membuatku bermetamorfosis menjadi sebuah lem untuk membuat kertas itu utuh kembali. 

Aku benar-benar bingung mau bagaimana untuk memperbaiki hubungan mereka. Akupun mencurahkan perasaanku pada Adrhy.

“Drhy, persahabatanku dengan teman SMPku sedang berada diujung tombak nich???
“kenapa bisa???”
“mereka putus, dan sekarang tak ada yang mau saling bertemu. Aku harus bagaimana????,,aku ngak bakal pernah rela persahabatan ini hancur”.
“sabar saja. Bujuk mereka untuk berbaikan”.
“sudah beberapa kali aku bujuk. Yang begini nich yang bikin saya lebih memilih persahabatan daripada cinta karena persahabatan takkan pernah ada kata putusnya”
“betul itu. Begini saja kamu pura-pura ngambek  pada mereka”.
“okey dech”.

Rencana itupun aku laksanakan, dan sekarang Aan sudah mau berbaikan tapi karena Ira kepalanya terbuat dari batu SO saya harus membujuk rayunya setiap hari.

“Ir, ayolah berbaikan sama Aan”
“Ngak mau. Kalau kamu terus menyebut namanya didepanku saya bakal lemparin ini sendal kemukamu”
“ngak segitunya juga kali. Tapi Ir masa kamu tega hancurin persahabatan kita yang bertahun-tahun ini???”
“saya juga ngak mau tapi keadaan yang membuat seperti ini”
“ayolah. Kalian baikan. Saya bisa gila betulan nich gara-gara kalian”.

Berbulan-bulan keadaan seperti itu, waktu musuhan mereka lebih lama dibanding waktu mereka pacaran. Dan karena usahaku yang tak mau menyerah akhirnya mereka baikan kembali dan kembali keawal menjadi seorang Sahabat. Saking senangnya akupun menelpon Adrhy.

“Adrhy, akhirnya Ira dan Aan baikan Lagi. Usahaku ngak sia-sia”
“serius?????,,waaah syukurlah”.
“hemmmm… jadi pengen nangis. Dw kamu kapan balik????,,kangen”.
“nanti mau lebaran. Miss you too”.
“awwwww…. Masih lama bangetz”

_ * * * _

Libur tahun baru telah tiba. Hari ini aku sedang jalan-jalan kekota dan saat aku hendak pulang tanpa senggaja aku bertemu Aan diterminal, dia mau kerumah neneknya liburan. Karena lama ngak bertemu kamipun memilih untuk jalan-jalan dahulu, ngobrol, dan kebiasaan saat SMP yang sudah melekat kejar-kejaran, pokoknya benar-benar menyenangkan dan berhubung jam telah menunjukkan pukul 17.00 akupun pulang kerumah.

Suatu malam diBulan Februari, ungkapan yang tak pernah aku pikirkan selama ini.

“NayLa, aku menyukaimu”
“aah kamu An bercandanya berlebihan dech”
“aku ngak bercanda Nay. Aku benar-benar menyukaimu sejak dulu”
“ngak mungkin. Bukankah kamu menyukai Ira?”
“Dia hanya pelarianku. Aku menyukai bahkan mencintaimu tapi aku ngak berani mengatakannya padamu. Maukah kamu menjadi pacarku”
“hemmm… maafin aku An, tapi aku ngak bisa. Kamu tahukan prinsipku, sahabat tetap sahabat. Aku tak ingin kejadian dulu terulang lagi”
“kumohon. Aku janji hal itu takkan terjadi”
“maaf. Aku ngak bisa”.

Aku menolaknya bukan hanya karena prinsipku tapi juga karena Ira, bagaimana mungkin aku pacaran sama orang yang aku tahu masih sangat dicintai oleh sahabatku. Aku tak ingin menjadi duri. 

Aan tidak semudah itu menyerah, hampir setiap malam dia mengatakan perasaannya dan akupun selalu menjawabnya dengan hal yang sama.

“Maaf tapi Jawabanku takkan pernah berubah sampai kapanpu, please berhenti”
“baiklah, mulai sekarang aku takkan pernah menghubungi kamu lagi”

Walaupun Aan mengatakan tak mau menghubungiku tapi dia tetap SMS saya mengatakan met malam, met pagi, met siang tapi ada yang berubah, jika aku membalas SMSnya dia tak membalas balik seperti dahulu. Membuatku merasa sedih sekali.

“Drhy, aku merasa sangat sedih”
“kamu kenapa???”
“Aan menyatakan perasaannya padaku”. Aku pun menceritakannya ke Adrhy secara detail.
“apakah kamu menyukainya?”
“aku tak tahu. Bagiku dia hanya sebatas Sahabat”
“sabarlah. Biar waktu dan takdir yang menuntun kalian kejalan yang terbaik”

Setelah seminggu dia mengacuhkanku, akhirnya malam ini kami bisa SMSan lagi. Aku benar-benar bahagia.

“maafkan aku telah mengabaikan SMSmu”
“ya ngak apa-apa kok. Gimana kabarmu?”
“baik. Kamu?”
“baik juga. Kamu masih sering komunikasi dengan Ira?”. Masalah antara aku dan Aan hanya Adrhy yang kuberitahu, aku tak memberitahu Ira karena aku merasa ngak enak hati.

“jarang. Aku lagi sibuk”
“ough”

_ * * * _

21 Februari adalah hari yang paling sial untukku. Pertama aku terlambat hingga aku harus bolos sekolah dan pulang kerumah. Dan kedua, benar-benar sesuatu yang sangat menyakitkan. Aku baru sampai kerumah, kuletakkan HPku diatas lemari berniat ganti pakaian tapi HPku berdering kulihat layar Ira menelpon, awalnya aku kira dia nelpon untuk menanyaiku mengapa ngak masuk sekolah berhubung kami berada dikelas yang sama.

“halo. Kenapa??” hanya suara sesegukan yang kudengar sepertinya dia sedang menangis.
“kamu kenapa???kok kayak sedang nangis” tanyaku lagi
“Nay, Aan meninggal”.
“Aan siapa?????
“Aan si Monyet”
“bisanya itu, kemarin saya SMSan kok mha dia”
“serius Nay, tadi malam dia dioperasi pengangkatan tumor otaknya dan tadi pagi dia meninggal sekarang masih dalam perjalanan”. hatiku seperti tersetrum listrik puluhan watt, HP digenggamanku langsung jatuh dan aku diam mematung tak percaya. saya tahu dia mengidap tumor otak dari SMP namun dia tak mengatakan apa-apa soal operasinya. 

Kupungut kembali Hpku dan berlari kejalan menahan mobil yang akan kekota. Aku memberitahu Ira untuk menungguku untuk sama-sama kerumah Aan.

Kulangkahkan kakiku kepekarangan rumah Aan yang tuk pertama kalinya, kulewati teman-teman sekolahnya. Mayat Aan belum tiba sedangkan kembarannya sudah beberapa kali pingsan setiap mendengar tentang Aan. 

Hatiku terasa ditancap paku beribu-ribu butir sangat sakit melihatnya terbuyur kaku. Akupun tak bisa menahan tangisku, kupandangi wajahnya dan memegang  kepalanya yang kini telah botak dengan perban yang menempel dikepala sebelah kanan. Kusandarkan kepalaku dibahu seorang wanita tua yang aku tak kenal tapi sepertinya dia gurunya Aan lalu menangis, tangisanku benar-benar keras membuat orang disekelilingku memandangiku namun aku tak menghiraukannya. Aku pikir ini adalah tangis terdahsyat keduaku selain saat nenekku meninggal. 

Hatiku betul-betul hancur, pikiranku masih tak mau percaya, aku beranggapan bahwa ini hanya mimpi dan dengan gilanya aku SMS Aan.

“medd sore. Kamu lagi ngapain zob??”

Lama baru ada balasan. Aku bahagia melihat namanya fikiranku mulai yakin kalau yang tadi hanya mimpi.

“maaf nomor ini bukan Aan lagi yang pakai, dia sudah meninggal tadi pagi”. Sungguh kenyataan yang begitu kejam.

Seminggu telah berlalu, hari ini aku dan Ira berencana mengunjungi makam Aan. Kulewati beberapa lorong melewati pekarangan rumah dan kini dihadapanku sebuah gundukan tanah yang masih basah dinisannya  tertulis Muh. Febian Prakoso.

“Ira, ini mimpikan????”. Tanyaku yang tak ingin mempercayai apa yang ada dihadapanku.
“Nay,aku juga inginnya ini mimpi tapi sayangnya ini bukan mimpi”, dan kini butir bening telah lolos jatuh dari dua mata sipitku, kupegang dadaku yang terasa sesak.

“jangan menangis terus. Mari kita bacakan do,a untuknya”
“hemmm”. Aku dan Irapun membacakan do’a setelah itu menaburinya bunga lalu kamipun pulang, lama-lama berada disana rasanya aku takkan sanggup.


Aku tak pernah menyangka pertemuanku sebulan lalu adalah pertemuan terakhirku. Aku tak pernah menyangka kegilaan sebulan yang lalu adalah kegilaan terakhir yang kami lakukan. Mengingat semuanya membuat hati ini semakin sakit, perih, dan sesak. Sungguh sebuah kenangan terakhir yang indah namun bagaikan pupuk yang menyuburkan luka dihati ini.
 

_ * * * _

1 tahun telah berlalu, dan kini aku sadar tentang perasaanku padanya.

“Nay, ikhlaskan kepergiannya jangan siksa dirimu”
“aku tak bisa Adrhy, Hatiku sangat sakit setiap mengingatnya. Aku merindukannya, dan rindu ini menyiksaku. Aku mencintainya dan aku baru sadar sekarang”. Hikzhikzhikz
“iya tapi bukan begini caranya Nay, move on”
“aku sangat menyesal Adrhy, andai waktu itu aku tahu jika itu permintaan terakhirnya”
“jangan kamu sesali, itu mungkin yang terbaik untuk kalian agar tak lebih menyakitkan”
“jujur, aku masih tak bisa percaya kalau dia telah tak disini dibumi ini lagi”
“lupakan dia, jangan membuatnya tak tenang disana”

Walaupun 3 tahun dia telah hidup disurga, aku masih menganggapnya dia masih disini bersamaku. Aku merasa disetiap aku bersedih atau kesusahan seakan dia selalu ada disisiku, disampingku menyemangatiku. Aku sangat mencintainya hingga aku tak pernah berpikir untuk membuka hati buat yang lain, entahlah hingga sampai kapan,  untuk saat ini aku nyaman seperti ini. Mencintainya dalam diam, merindukannya dalam diam, dan biar waktu yang menghapus rasa ini. 

_ * * * _

Jika aku ditanya “apakah aku ingin memutar balik waktu?”
Jawabannya TIDAK.!!!
karena itu lebih menyakitkan.
Mengapa?????
Karena ada harapan yang terselip
Harapan yang hanya akan lahir menambah Luka.

_ THE END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karena Aku Berbeda

Aku tetap hanyalah manusia dengan kekurangan fisik yang nyata. Fakta yang tak dapat aku hindari. Bagaimanapun aku berusaha bersikap bi...